2 tahun lalu, saya berkesempatan pergi ke Ghana dalam rangka tugas kantor. Iya, ke Ghana yang di Afrika itu. Nggak pernah ada sekalipun kepikir untuk menginjakkan kaki di Benua Afrika. Cerita bisa ke Ghana itu agak unik. Gimana nggak, saya diutus ke Ghana itu H-4 sebelum flight dan sebelumnya gak ada rencana apapun, sama sekali. Seluruh keperluan visa berhasil (Puji Tuhan) diurus pada H-2. Mengurusnya pun agak drama, karena di Indonesia nggak ada kedutaan Ghana. Jadilah agen perjalanan harus membawa seluruh surat dan dokumen ke kedutaan Ghana di Malaysia.
Singkat cerita, visa saya dan pak bos keluar dengan selamat. FYI, kalau pergi ke negara Afrika hampir pasti harus vaksinasi demam kuning (yellow fever). Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk. Daftar lengkap vaksinasi yang disarankan kalau kita bepergian keluar negeri bisa dilihat di sini dan di sini untuk versi singkatnya. Vaksin demam kuning ini bisa diperoleh di Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Soekarno – Hatta
Mata uang Ghana adalah Ghanaian Cedi (1 Cedi = 3000 Rupiah per tulisan ini dibuat). Berhubung di Indonesia nggak ada penukaran mata uang ini, saya bawa USD ke Ghana. Tips kalau pergi ke negara – negara yang mata uangnya agak sulit ditukar di Indonesia, bawa USD / Euro ke negara tersebut. Maskapai yang kami pakai adalah Emirates, transit 1 x di Dubai dan lanjut ke Accra, ibukota Ghana. Sesampainya di Accra waktu lagi menunggu koper di conveyor belt, tiba- tiba listriknya mati , welcome to Ghana 😅 Ternyata di Ghana sering mati listrik selama 3 tahun terakhir salah satunya karena bendungan pembangkit listriknya kering (thanks to climate change). Akibatnya, harga bahan pokok di Ghana termasuk mahal (menurut Numbeo, lebih mahal daripada Jakarta). Waktu ke mini market setempat, kebanyakan produk -produknya merupakan produk impor dan produk Ghana-nya mungkin hanya 30-40%. Oya, cuaca di sana panas tapi mirip – mirip Jakarta deh, dan banyak nyamuk juga. Dimana-mana ada pintu kawat nyamuk.
Berhubung acara di sana padat, kami cuma sempat jalan – jalan hari terakhir sebelum pulang. Itupun subuh – subuh 😂. Tapi nggak apa – apa, karena di Accra banyak bangunan bersejarah yang bisa dilihat, cuma berhubung masih subuh jadi nggak bisa masuk dan foto – fotonya pun gelap. Anyway, ada beberapa foto yang lumayan representatif walaupun kualitasnya pas – pasan 😀



