Dualisme Internet

Tulisan di bawah ini  saya buat untuk tugas kuliah, daripada cuma dibaca dosen, saya taruh disini juga, buat personal milestone 🙂

Beberapa hari yang lalu, akun Twitter @yeahmahasiswa berkicau sebagai berikut :” Respect the old men, they have survived the college without Google and Wikipedia.” .  Dalam kalimat lain , hormatilah orang tua karena mereka sudah melewati bangku kuliah tanpa Google dan Wikipedia .  Zaman sekarang, berapa banyak mahasiswa yang langsung membuka buku referensi ketika mengerjakan tugas ?

Hampir semua murid (dalam artian siswa dan mahasiswa) yang memiliki koneksi internet yang memadai akan menggunakan internet untuk mengerjakan tugas.  Mencari referensi di internet terasa lebih cepat dan mudah .  Tidak perlu membuka lembar demi lembar buku yang ada di perpustakaan, belum tentu buku yang diperlukan sudah diketahui judulnya .  Ketikkan saja kata kunci di mesin pencari semacam Google atau Yahoo.  Lebih canggih lagi , sekarang banyak jurnal perguruan tinggi yang diterbitkan secara online sehingga dapat digunakan sebagai referensi untuk pengerjaan tugas.

Ketika mesin pencari tidak menemukan referensi yang sesuai mengenai topik yang dicari, itulah saat mencari referensi di buku.  Saat itulah biasanya mahasiswa bingung ketika mencari buku di perpustakaan .  Berbahagialah ia ketika pencarian buku dapat dibantu oleh mesin pencari elektronik yang dapat menunjukkan lokasi buku dengan judul tertentu .  Ketika perpustakaan hanya menyediakan pengelompokan buku berdasarkan Dewey’s Decimal System, belum tentu tiap orang dapat mengidentifikasi tempat jenis buku yang dicari.

Saat ini, hampir setiap orang menggunakan internet .  Siapa yang saat ini belum mempunyai akun Facebook ? Paling tidak , pasti hampir semua orang mempunyai alamat e-mail walaupun hanya digunakan untuk mendaftar ke situs jejaring sosial .  Besar ataupun kecil, internet telah mempunyai tempat dalam siklus harian hidup manusia , termasuk dalam urusan akademis.

Dalam sebuah artikel di Atlantic Magazine yang berjudul “Is Google Making Us Stupid?” , Nicholas Carr menyatakan bahwa penggunaan internet yang terlalu intens untuk mendapatkan informasi belum tentu menyebabkan informasi bertambah.  Banyaknya informasi dalam internet membuat pengguna menjadi kurang fokus mengenai informasi yang sebenarnya dicari.  Tiap web-browser saat ini dilengkapi dengan fasilitas tab, yang memungkinkan pengguna berpindah halaman dengan cepat .  Halaman-halaman yang dibuka belum tentu berisi semua informasi yang dicari , ada juga yang memuat konten lain yang biasanya dibiarkan dibuka untuk “penyegaran”.

Hal ini juga berkaitan tidak langsung dengan kebiasaan membaca.  Membaca di internet berbeda dengan membaca buku.  Membaca buku, apalagi yang cukup tebal, memerlukan waktu dan konsentrasi.  Membaca di internet cenderung memakan waktu lebih sebentar, karena orang hanya membaca cepat dan tulisan di internet biasanya tidak akan sepanjang atau sebanyak isi buku.  Orang lebih memilih untuk membaca isi yang cukup banyak/tebal melalui buku , bukan layar komputer.

Kebiasaan membaca cepat di internet dapat mempengaruhi kebiasaan membaca buku yang telah terbentuk sebelumnya .  Ada beberapa orang yang merasa kecepatan dan fokus membaca buku mereka menurun setelah terus menerus membaca konten di internet. Secara jumlah, mungkin hal yang dibaca di internet lebih banyak daripada yang dibaca di buku, namun secara pemahaman belum tentu.  Tulisan di buku biasanya bersifat lebih analitis dan mendalam, sedangkan tulisan di internet biasanya lebih “ringan” sehingga lebih mudah dibaca.

Keragaman informasi dalam internet juga dapat menyebabkan fenomena “information overload”.  Fenomena ini terjadi ketika orang menerima begitu banyak informasi dalam waktu yang sama .  Informasi yang diterima tidak sempat dipilah lagi karena jumlahnya terlalu banyak.  Hal ini juga menyebabkan informasi yang beredar hanya sebagai angin lalu, karena informasi tersebut terlalu ringan untuk dicerna.

Sebaliknya, keragaman informasi yang terdapat di internet tidak hanya mengubah cara orang membaca.  Keragaman ini juga secara tidak langsung menambah wawasan, walaupun hanya sebatas judul dan topik saja .  Internet masih diandalkan untuk hal-hal yang terbatas oleh jarak. Tidak adanya keterbatasan jarak pada informasi yang disebarkan di internet menyebabkan internet menjadi sangat penting untuk hal-hal yang bersifat mendesak.

Informasi mengenai kecelakaan , perang , bencana alam dapat diperoleh dengan mudah melalui internet .  Permohonan bantuan juga dapat ditanggapi dengan cepat, seperti komunitas BloodForLife yang memfasilitasi kebutuhan darah bagi yang membutuhkan .  Internet dapat memfasilitasi kebutuhan yang mendesak dengan mudah, selama masih ada koneksi dan layanan yang memadai.

Kehadiran internet tidak dapat kita hindari karena internet sudah menjadi salah satu bagian dari gaya hidup manusia yang hidup pada jaman sekarang. Penggunaan internet menjadi salah satu bagian dari sistem komunikasi manusia.  Pilihan ada pada tiap pengguna, hal apa yang mau diperoleh setiap kali anda terhubung dengan jaringan internet ?

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s